Sabtu, 21 September 2013

tugas epidemiologi gizi


Tugas Epidemiologi Gizi
PENYAKIT KRETINISME
“KONSEP DASAR TIMBULNYA PENYAKIT, RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT, SERTA TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT“


 






OLEH
NOVITA AHRIANA
F1D2 11 103
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013

KONSEP DASAR TIMBULNYA PENYAKIT
Konsep Segitiga Epidemiologi
salah satu konsep dasar timbulnya penyakit  adalah konsep segitiga epidemiologi. Penyakit Kretinisme dapat dipegaruh 3 hal dilihat  dari konsep segitiga epidemiologi, diantaranya :
§  Agent
Sebagai penyebab penyakit kretinisme tersebut, berupa perubahan pada hormonal disebabkan kuragnya hormone tyroid yang menghambat proses pertumbuhan. Selain itu juga salah satu factor agent yang mempengaruhi penyakit kretinisme adalah masalah defisiensi zat gizi yakni kurang mengkonsumsi iodium.
§  Host
Penjamu utama yang menjadi faktor resiko terjadinya penyakit kretinin adalah pada anak-anak, bahkan biasanya di dapatkan pada anak-anak dari awal kelahiran, hingga memasuki tahap selanjutnya yaitu pada memasuki usia dini atau usia dewasa. Host yang rentang diakibatkan karena kekurangan iodium dimana mampu meningkatkan hormone tiroid guna dalam proses pertumbuhan.
§  Environment
Factor penunjang terjadinya penyakit daiantaranya :
o   Factor lingkungan fisisk berupaka keadaan geografinya ( Daerah pegunungan dimana tingkat iodium dalam tanah dan air sanga trendah ).
o   Factor lingkungan social ekonomi yang berupa pekerjaan serta perkembangan ekonomi yang rendah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi tertama dalam memenuhi kebutuhan zat iodium tersebut. Selai itu juga berpengaruh pada tingkat pendidikan yang rendah

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak yang terjadi akibat kurangnya hormon tiroid . Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan fisik maupun mental. Berikut ini, riwayat alamiah penyakit kretinisme anatara lain :
1.      Periode Pre pathogenesis
Dilihat dari segitiga epidemioliginya dimana adanya interaksi antar agent, host, dan environemntnya. Pada agent yang mana timbulnya suatu penyakit kretinisme karena kurang zat gizi pada mineral yakni pada kekurangan iodium , sehingga berpengaruh pada penjamu ( host ) yang rentang terkena peanyakit kterinisme karena kekurangan produksi hormone dalam tubuh. Selain itu, penyakit kretinisme juga dipengaruhi oleh lingkungan, diantaranya lingungan fisik serta lingkungan social ekonominya.
2.      Periode Patogenesis
Subklinis
§  Iodium darah kurang dari normal (dapat di tes melalui urin)
§  Penurunan sintesis hormon tiroid mempengaruhi produksi hormone pertumbuhan
§  Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun.
Klinis
Secara klinis dapat dilihat seperti :
§  Gangguan perkembangan fisik (cebol)
§  Bibir tebal
§   Lidah tebal
§  Bicara terbata-bata
§  Jarak antara kedua mata lebih besar
§  Kulit kasar dan kering
§  Warna kulit agak kekuningan dan pucat
§   Kepala besar
§  Muka bulat (moon face)
§  Pertumbuhan tulang terlambat
§  Hidung besar  dan pesek
§  Tumbuh gigi terlambat
Anak-anak penderita kretin ini biasanya mengalami gangguan pencernaan, pendengaran, dan kemampuan berbicara. Bila kelainan ini terjadi sebelum usia dua tahun, biasanya anak mengalami keterbelakangan mental untuk selamanya. Bila munculnya kelainan ini pada umur setelah dua tahun, anak hanya mengalami kelambatan pertumbuhan dan perkembangan fisik.
Kelainan ini diobati dengan pemberian hormon tiroid. Hormon diberikan tiap hari secara terus-menerus. Bila kelainan muncul sebelum usia dua tahun, pengobatan ini tak dapat memperbaiki keterbelakangan mental yang ditimbulkannya.
3.      Periode Konvalesens ( Tahap Penyakit Akhir )
§  Sembuh total ( dilakukan upaya lebih awal sebelum terjadinya penyakit dengan pemeriksaan diagnostic penunjang )
§  Sembuh tapi cacat ( cacat mental biasa bersifat permanen )
§  Meninggal ( bila tidak segera ditangani )
TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT
Penyakit Kretinisme dapat dicegah melalui tingkat pencegahan penyakit ( level dan clark ). Ada lima tingkat pencegahan penyakit diantaranya :
1.      Promosi Kesehatan ( Health Promotion )
·         Memberikan  Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk merubah perilaku  khususnya pada ibu hamil, yaitu dianjurkan mengkonsumsi kebutuhan pangan yang mengandung kalori,  protein, vitamin dan mineral..
·         Pemberian Nutrisi yang sesuai dengan standard tumbuh kembang seseorang terutama pada anak-anak dibawah 6 tahun.
·         Promosikan bahan pangan yang kaya kandungan iodium, salah satunya adalah hasil tangkapan laut ( ikan ). Karena ikan memiliki kandungan iodium yang tinggi.
2.      Perlindungan umun dan khusus terhadap penyakit ( Spesific Protection )
·         Pada ibu hamil biasanya dilakukan pemberian suplemen yodium untuk merangsang produksi hormone, serta membantu tumbuh kembang pada janinnya.
·         Pemberian Suplementasi iodium pada anak-anak, khusus pada anak-anak 1-2 tahun.
·         Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung zat goitrogenik.
·         Fortifikasi bahan pangan dengan pemberian iodium, misalnya : garam beriodium.
3.      Penegakkan Diagnosa Secara Dini dan Pengobatan yang Cepat dan Tepat ( Early Diagnosis and Prompt Treatment )
·         Memberi makanan dengan nutrisi simbang.
·         Pengawasan yang cermat pada penderita.
·         Pemberian Iodium secara bertahap hingga kadar Iodium darah kembali normal.
4.      Pembatasan Kecacatan (Disability Limitation )
·         Kelainan ini diobati dengan pemberian hormon tiroid. Hormon diberikan tiap hari secara terus-menerus , dapat di berikan pada anak - anak sebelum umur 2 tahun, untuk menghambat terjadinya penyakit kretinisme tersebut.
·         Dilakukan Pemeriksaan Fisik, guna mencegah dampak lain yang ditimbulkan dari penyakit kretinisme tersebut, adapun pemeriksaan fisik anatar lain :
Ø  Antropometri (TB, BB, Lingkaran Kepala, Lingkaran dada, panjang lengan, panjang kaki)
Ø  Ukur TB dan BB ayah, ibu dan saudara-saudaranya
Ø  Head to toe
Ø  Pemerisaan neurologis
Ø  Pemeriksaan pendengaran
Ø  Tes IQ menggunakan teori perkembangan Denver
5.      Pemulihan Kesehatan (Rehabilitation )
·         Dilakukan penyuluhan serta usaha-usaha yang harus tetap dilakukan seseorang pada penderita kretinisme.
·         Mengusahakan dialukan upaya-upaya baik itu dalam rehabilitasi social, dimana penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.

Makalah Keamanan Pangan


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar  Belakang
Mendapatkan makanan yang aman adalah hak azasi setiap orang (ICN, Roma, 1992). Pada kenyataannya, belum semua orang bisa mendapatkan akses terhadap makanan yang aman. Hal ini ditandai dengan tingginya angka kematian dan kesakitan yang diakibatkan oleh Penyakit Bawaan Makanan (PBM).
Secara umum PBM dapat diakibatkan oleh bahaya biologi dan kimia. Keamanan pangan merupakan hal yang penting dari ilmu sanitasi. Banyaknya lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak tidak langsung berhubungan dengan suplay makanan manusia. Hal ini disadari sejak awal sejarah kahidupan manusia dimana usaha pengawetan makanan telah dilakukan, sepeti: penggaraman, pengawetan dengan penambahan gula, pengasapan dan sebagainya. Umar Santoso 2009 mengatakan bahwa berbagai berita di media massa dari tahun ketahun semakin menggugah kesadaran akan rapuhnya kondisi keamanan sulpy pangan kita. Sangat sering diinformasikan bahwa beberapa macam komponen makanan misalnya zat pewarna sintetis, bhan pengawet, pemanis buatan dan lain sebagainya yang mengancam kesehatan kita.
Mengingat makanan harus tersedia setiap saat, sedangkan jumlah penduduk semakin bertambah, maka keadaan ini menuntut kita untuk berusaha meningkatakan dan mempercepat pengadaan pangan. Tetapi pengadaan pangan yang cukup belum menjamin terbentuknya terhadap keluarga yang sehat dan sejahtera serta belum tentu dapat menjamin masyarakat yang sehat pula. Selain jumlahnya yang cukup, makanan yang dikonsumsi harus mempunyai nilai gizi yang tinggi, bersih, dan aman. Sedangkan yang dimaksud dengan makanan aman adalah makanan yang bebas dari komponen-komponen berbahaya atau organisme yang dapat menyebabkan keracunan atau menimbulkan penyakit.
Sampai saat ini telah banyak upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sanitasi dan hygiene makanan, khusunya melalui upaya peningkatan kualitas kesehata tempat pengolahan makanan. Usaha-usaha tersebut tidk mudah untuk dilaksanakan, karena pada hakekatnya makanan yang dikonsumsi oleh manusia mencakup jumlah dan jenis yang sangat banyak dan dihasilkan oleh tempat pengolahan makanan yang jumlahnya semakin meningkat. Apabila kita perhatikan masih banyak kesehatan dan keamanan pangan yang diatasi. Masalah tersebut merupakan masalah yang semakin komplek dan merupakan tantangan yang harus dihadapi di masa mendatang, karena di satu pihak masyarakat akan semakin peka terhadap tuntutan untuk memperoleh makanan dengan kualitas yang baik. Keracunan makanan di Indonesia yang biasa dilaporkan adalah kejadian yang menyerang penduduk dalam cukup banyak, sedangkan sebagian besar keracunan makanan yang terjadi mungkin tidak atau belum dilaporkan.
Selain itu juga, Keamanan pangan merupakan karakteristik yang sangat penting dalam kehidupan, baik oleh produsen pangan maupun oleh konsumen. Bagi produsen harus tanggap bahwa kesadaran konsumen semakin tinggi sehingga menuntut perhatian yang lebih besar para aspek ini. Kebersihan suatu produk pangan untuk menembus dunia internasional sangat ditentukan oleh faktor ini pula. Di lain pihak sebagai konsumen sebaiknya mengetahui bagaimana cara menentukan dan mengkonsumsi makanan yang aman. Bahan-bahan atau organisme yang mungkin terdapat didalam makanan dan dapat menimbulkan keracunan atau penyakit menular terdiri dari bahan kimia beracun (misalnya beberapa bahan tambahan makanan, obat-obatan, logam dan pestisida).








1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan keamanan pangan ?
2.      Bagaimna dampak Keamanan Pangan Terhadap Gizi Masyarakat ?
3.      Bagaimana Cara Penanggulangan Keamanan pangan ?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi keamanan pangan.
2.      Untuk mengetahui dampak Keamanan Pangan Terhadap Gizi Masyarakat.
3.      Untuk mengetahui Cara Penanggulangan Keamanan pangan.

1.4  Manfaat
1.      Dapat  mengetahui definisi keamanan pangan.
2.      Dapat mengetahui dampak Keamanan Pangan Terhadap Gizi Masyarakat.
3.      Dapat mengetahui Cara Penanggulangan Keamanan pangan.

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1   DEFINISI KEAMANAN  PANGAN
            Keamanan pangan adalah jaminan bahwa pangan tidak akan menyebabkan bahaya kepada konsumen jika disiapkan atau dimakan sesuai dengan maksud dan penggunaannya (FAO/WHO 1997).
            Sedangkan definisi keamanan pangan menurut Undang – Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
         Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Keamanan Pangan telah menjadi salah satu isu sentral dalam perdagangan produk pangan. Penyediaan pangan yang cukup disertai dengan terjaminnya keamanan, mutu dan gizi pangan untuk dikonsumsi merupakan hal yang tidak bisa ditawar dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Tuntutan konsumen akan keamanan pangan juga turut mendorong kesadaran produsen menuju iklim persaingan sehat yang berhulu pada jaminan keamanan bagi konsumen.
            Ketentuan mengenai keamanan pangan meliputi sanitasi pangan, bahan tambahan pangan, rekatasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu dan peperiksaan laboratprium, dan pangan tercemar. Selain hal tersebut, di dalam peraturan yang sama juga disebutkan bahwa setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya, yang dapat merugikan, atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia. Salah satu cara produsen untuk memenuhi ketentuan tersebut adalah mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk persyaratan sanitasi di setiap rantai pangan, yang meliputi proses produksi, penyimpanan, pengangkutan dan peredarannya serta penerapan cara produksi makanan yang baik (CPMB).
        
2.2   DAMPAK KEAMANAN PANGAN TERHADAP  GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
a)      dampak positif
damapk positif terhadap keamanan pangan yakni diantaranya : Teknologi Pengamanan, pemprosesan dan pengolahan bahan pangan yang dihasilkan dalam meningkatnya nilai tambah makanan dan lebih terjaminnya pasokan satu jenis bahan pangan. Satu Jenis bahan Pangan dapat dipertahankan ketersediaanya dengan proses pengawetan dan menitikberatkan khusus pada keamanan itu sendiri. Pangan adalah kebutuhan pokok manusia untuk dapat bertahan hidup . Pangan ini terus meninngkat baik kualitas maupun kuantitasnya . Usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan dilakukan dengan cara ekstensifikasi, yaitu memperluas lahan pertanian, serta dengan intensifikasi , yaitu dengan meningkatkan keamanan dalam ketersediaan pangan tersebut. Dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin berkembang ,sepeti dapat menciptakan bibit unggul dengan tekhnik radiasi , rekayasa genetika , dan lain sebagainya. Di samping keuntungan yang diperoleh akibat penggunaan teknologi untuk pengolahan lahan pertanian
b)      dampak Negatif
Dampak Negatif dari kemanan Pangan Dilihat dari kuarangnya pemantauan terhadap  keamanan Pangan tersebut, sehingga masih banyak oknum-oknum yang masih menggunakan zat kimia yang berbahaya terhadap kesehatan dalan bahan pangan tersebut, diantaranya :
·   Residu Pestisida mempunyai pengaruh yang sangat merugikan terhadap kesehatan manusia dalam jangka panjang. Dapat menyebabkan kanker, cacat dan merusak sistem syaraf, endokrin, reproduktif dan sistem kekebalan.

·         Efek logam berat :
1.      Al: Kerusakan urat syaraf dan otak
2.      Timbal (Pb) : Kerusakan sistem syaraf, kemunduran mental, sistem pembentukan  sel darah (anemia), ginjal dll
3.      Merkuri : Kerusakan sistem syaraf, depresi, kelelahan, lesu, sakit kepala, gangguan lambung dan usus.
Begitupun sebaliknya ,dampak yang ditimbulkan terhadap kurangnya pengawasan keamanan pangan akan mengakibatkan dampak  terhadap masalah gizi kesehatan masyarakat. Yang salah satunya menjadi masalah gizi adalah timbulnya penyakit Infeksi karena adanya kontasminasi dari bakteri atau zat pencemar lainnya terhadap pangan sehingga ankan mempengaruhi status gizi kesehatan masyarakat.

2.3    PENANGGULANGAN TERHADAP KEAMANAN PANGAN
Seperti yang kita ketahui bahwa masih banyak maslah yang dihadapi terhadap keamanan pangan tersebut, berikut beberapa penanggulangan terhadap keamanan panagan diantaranya :
·            Menerapkan system jaminan mutu dan keamanan pangan
Sisten jaminan mutu dan keamanan pangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan dan atau pengawasan yang dilakukan terhadap proses produksi dan peredaran pangan, hingga pangan tersebut siap dikonsumsi, agar pangan yang beredar aman dan layak untuk dikonsumsi. Jaminan mutu dan keamanan pangan terhadap proses produksi dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku di sarana produksi, proses produksi, pengemasan, sampai produk siap untuk didistribusikan.
Sistem jaminan mutu merupakan upaya pencegahan yang perlu diperhatikan dan atau dilaksanakan dalam rangka menghasilkan pangan yang aman bagi kesehatan manusia dan bermutu, yang lazimnya dilaksanakan sejak awal kegiatan produksi pangan sampai dengan siap untuk diperdagangkan, dan merupakan system pengawasan dan pengendalian mutu yang selalu berkembang menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
·         melakukan penerapan cara produksi pangan yang baik (CPMB) dalam memproduksi pangan.
·         Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia.
·         Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab
·         Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
·         Selain itu di perlukannya tim pemeriksa yang akurat dalam keamanan pangan, serta peralatan yang memadai dalam pemeriksaan terhadap keamanan pangan.


















BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
 Berdasarkan uaraian diatas tentang keamanan pangan dapat disimpulkan bahwa :
·         Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
·         Dampak positif terhadap keamanan Pangan adalah dengan memanfaatkan Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengatasi masalah pangan yang ada, tetapi akan berakibat dampak negative pada keamanan pangan dikarenakan kurangnya pengawasan terhadap keamanan pangan, sehingga menimbulkan masalah kesehatan masyarakat karena adanya penyakit infeksi yang timbul dari pangan tersebut baik terkontaminasi bakteri maupun zat pencemar laiinya.
·         Salah satu penanggulangan keamanan pangan yakni adanya Sisten jaminan mutu dan keamanan pangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan dan atau pengawasan yang dilakukan terhadap proses produksi dan peredaran pangan, hingga pangan tersebut siap dikonsumsi, agar pangan yang beredar aman dan layak untuk dikonsumsi.

3.2 SARAN
Dalam pembahasan tentang keamanan pangan ini, diharapkan memberikakan wawasan dan pengetahuan tentang keamanan pangan bagi pembaca. Sehingga pembaca mampu memahami masalah kesehatan masyarakat yang timbul karena masalah keamanan pangan yang ada serta pemecahan masalahnya. Dengan hal ini, mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Bidang Ketahanan Pangan Subbid Konsumsi dan Keamanan Pangan.  Pentingnya keamanan pangan segar.pdf
Icd/seameo cooperative program. Keamanan pangan, gizi buruk Serta dampak sosio-ekonominya. Food_safety_dadi.pdf
Institusi Pertanian Bogor. Bab II Tinjauan Pustaka.pdf
Marwanti. Jurusan PTBB FT UNY.  Keamanan pangan dan penyelenggaraan makanan. Keamanan Pangan.pdf